MENUNTUT ILMU ADALAH WAJIB HUKUM-NYA BAGI MUSLIM LAKI-LAKI DAN MUSLIM PEREMPUAN
ILMU ADALAH CAHAYA YANG MENERANGI, YANG MERUPAKAN JALAN KITA UNTUK MENGETAHUI BAIK ATAU TIDAK SEGALA SESUATU
الــم {1} ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ ِفيهِ هُدَى لِلْمُتَّقِينَ {2} الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ {3} "Alif laam miim. Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka". [Al Baqarah : 1-3].

Sunday, June 16, 2013

ILMU FIQAH


بسم الله الرحمن الرحيم

SUMBER KUTIPAN : KITAB جمع جوا مع ا لصنفات

( باب برمول فرض )

Bab Air Sembahyang (wudhu )

Bermula Fardhu Air sembahyang itu 6 perkara, (PERTAMA) niat didalam hati, yaitu (  يت رفع ا حدثنو atau Nawaitu rafa’al hadas )artiya : sengaja aku mengangkatkan hadast, dan wajib memukaranahkan (tetap) niat itu tatkala mula-mula membasuh suatu suku daripada muka, serta berkekalan niat itu hingga kesudahannya. (KEDUA) membasuh sekalian kulit mukanya dan bulunya, dan had (batas muka) itu panjangnya daripada sehabis tempat tumbuh rambut kepala sampai kepada yang dibawah kedua dagu, dan lintangnya barang yang antara kedua telinga, (KETIGA), membasuh kedua tangan serta kedua siku kulitnya dan bulunya dan wajib pula menghilangkan tiap-tiap yang dapat mengahalangi sampainya air sembahyang ke kulit itu, seperti kapur, getah, atau lainnya, (KEEMPAT), menyapu sedikit kulit kepala atau rambut yang pada hak kepala, (KELIMA), membasuh kedua kaki, yaitu seperti hukum pada membasuh kedua tangan jua, (KEENAM), tertib seperti yang telah tersebu itu.

( فصل ) Bermula Sunat Air Sembahyang itu yaitu ; Mengucap Bismillah, maka membasuh kedua tangan, lalu bersugi (gosok gigi), lalu berkumur - kumur, serta memasukkan air kehidung lalu menyapu sekalian kepala lalu menyapu kedua telinga serta memasukkan jari telunjuk kedalam lubang telinga dan jangan sampai melebih-lebihi dan jangan minta tolong dan jangan memercikkan bekas air sembahyang dan mengucap dua kalimah syahadah setelah berwudhu dengan menghadap kiblat.

( فصل ) Bermula yang membatalkan air sembahyang itu 4 perkara ; (PERTAMA), keluar suatu daripada dua jalan (yaitu, Kubul dan Dubur)  selain daripada Mani, (KEDUA), hilang akal sebab tidur atau lainnya melainkan tidur yang tetap pada tempat kedudukannya, (KETIGA), bersentuh kulit laki-laki dengan kulit perempuan yang besar keduanya, (KEEMPAT), memegang Qubul (kelamin) anak adam atau qubul dirinya dengan batin tapak tangan atau batin segala anaka jarinya dengan tiada berlapik.

( فصل ) Bermula barang siapa yang binasa air sembahyang maka Haram atasnya Tawaf Baitullah dan sembahyang dan memegang Mazhab (Al Qur’an) dan mengangkatkan dia dan memegang luh yang tertulis didaamnya ayat Al Qur’an, dan Halal mengangkatkan dia dalam benda yang lain jika di qasadkan mata benda semata-mata, dan membalikkan lembarannya dengan kayu, dan Halal bagi kanak-kanak memegang dia karena hendak belajar.

Adab masuk Toilet

( فصل ) Bermula hendaklah mendahulukan orang masuk kakus (toilet) dengan kakinya yang kiri dulu, dan tatkala keluar mendahulukan kakinya yang kanan, dan jangan ia membaca zikrullah dan jangan ia menanggung nama Allah dan nama Rasulullah dan nama malaikat dan huruf Al Qur’an dan hendaklah ia menutupkan kepalanya dan menjauhkan dirinya daripada manusia kepada tempat yang sunyi, dan janga ia kadha hajat (buang air besar) pada air yang tenang (tiada mengalir) dan pada air yang mengalir yang sedikit, dan jangan ia berkemih (buang air kecil) pada tempat yang keras dan jangan mengahdap angin, dan tempat bernaung manusia pada jalan raya dan dibawah pohon kayu yang dimakan buahnya, dan pada lubang tanah, dan jangan berkata-kata saat buang hajat (makruh) dan hendaklah menghabiskan kemihnya dan mengucap tatkala masuk ketempat itu
بسم الله ا للهم انى أ عو ذبك من خبث واخباءث dan tatkala keluar dari tempat itu mengucap     غفرا نك الحمد الله الذى أ ذهب عنى الاذى وعل فانى

Bab Mandi

( فصل ) Bermula yang mengwajibkan mandi itu 5 perkara; (PERTAMA), mati, lain daripada mati syahid, (KEDUA), Junub ataupun keluar mani, (KETIGA), Haid (KEEMPAT), Nifas (KELIMA) Waladah.

( فصل ) Bermula Fardhu Mandi itu 2 perkara ; (PERTAMA), Niat,
 كبر عن جميع ا لبدن  نويت رفع ا لحدث ال artinya : sengaja aku mengangkatkan hadast yang besar dari sekalian badanku. Dan wajib mukaranahkan (tetap) niat pada tatkala mula-mula membasuh suatu suku daripada badan, (KEDUA), Membasuh sekalian badannya kulit dan rambut hingga bawah kukunya sekalipun dan tiada wajib menyampaikan air kedalam mulut dan kedua biji matanya, (Maka), sunnat mandi itu mengambil air sembahyang dahulu daripada mandi, dan menggosok-gosok ataupun menyilat-nyilat segala perlipatan dan menyilat-nyilat rambut dan mencucurkan air dan menghadap kiblat dan menghilangkan segala yang kelihatan daripada badan.

Bab Hadast

( فصل ) Bermula syarat suci daripada hadast besar dan hadast kecil itu 3 perkara; (PERTAMA), Islam (KEDUA), Memiza yaitu : tahu makan dan minum dan bersuci sendirinya (KETIGA), Air yang menyucikan. Maka tiada sah mengangkatkan hadast dan menghilangkan najis itu melainkan dengan air yang mutlak yaitu air yang turun dari langit, atau air yang keluar dari bumi, dan apabila berubah air mutlak itu rasanya atau baunya atau warnanya dengan ubah yang sangat sebab bercampur dengan suatu benda yang suci seperti kesumba atau lainnya niscaya tiadalah sah bersuci dengan air itu.(Maka) tiada mengapa berubah air itu dengan sebab lumpur atau lama mengendap atau dengan tanah dan kiyambang dan sebab berubah mengalirnya seperti tanah cempaga dan tiada member mudharat pula jika berubah ia sebab dimasukkan gaharu atau minyak kedalamnya dan tiada sah bersuci dengan air yang sudah terpakai pada Fardhu mengambil air sembahyang dan mandi junub. (Tambih), maka jikalau dimasukkan oleh orang yang mengambil air sembahyang tangannya, setelah dibasuhnya mukanya atau orang yang berjunub setelah ia berniat mandi, kedalam air yang kurang daripada dua kulah, maka jika ada diniatkan tangannya itu gayung niscaya tiadaah memberi mudharat dan jika tiada diniatkan ia akan gayung tangannya maka jadilah air itu musta’mal dan tidak bias dipakai lagi.

Bab Najis

( فصل ) Bermula air yang sedikit itu, apabila jatuh najis kedalamnya baik air itu berubah ataupun tidak berubah Maka air itu najislah. Demikian pula hukum segala benda yang cair seperti manisan atau yang serupanya jikalau banyak sekalipun . (Bermula),dimaafkan yang sedikit daripada bulu najis atau bangkai yang tiada mengalir darahnya seperti lalat atau sejenisnya atau najis yang samar-samar yang tiada Nampak oleh penglihatan mata seperti percikan kemih (kencing) dn najib pada kaki lalat dan pada dubur unggas dan debu jalan raya atau airnya dan najis pada kucing yang telah memakan najis maka ghaiblah ia beberapa lama ketika pada bicara akal, terlebih dahulu ia sampai kepada air yang dua kulah, maka sucilah hukumnya.

( فصل ) Bermula air yang dua kulah itu jika ada bejana itu 4 persegi maka jika ada bujurnya itu dan lintangnya dan dalamnya itu sehasta dan seperempat hasta dan dalamnya 2 hasta, maka jika jatuh najis kedalamnya jika berubah rasanya atau warnanya atau baunya maka yaitu najis, dan jika tiada berubah maka tiadalah najis air itu dan manakala hilanglah ubah air yang najis itu sendirinya maka sucilah ia, melainkan dicampur dengan sesuatu benda lain, maka yaitu najislah. Karena disukukan dalamnya.

( فصل ) Bermula segala najis itu  yaitu : Tahi (Kotoran),kemih, dan muntah dan nanah, dan tuak dan arak, dan sesuatu yang memabukkan, dan anjing dan babi, dan air susu yang tiada makan indungnya, lain daripada anak adam dan sekalian bangkai dan bulunya dan kulitnya dan segala kuku anggotanya, yang berpisah daripadanya ketika hidupnya dan air liur binatang yang mengeluarkan makanan dari dalam perutnya seperti kerbau,sapi,kambing,dan unta . dan mazi dan wadi dan mani anjing dan babi. (Tetapi), Jenazah anak adam (manusia) dan ikan,belalang dan bagian badanya yang berpisah ketika hidupnya itu suci jua.

Bab Tuak

( فصل )Bermula suci tuak itu jika jadi cuka dengan sendirinya dan kulit bangkai dengan cara disamak dengan tanah dan apabila kena najis suatu dengan anjing dan babi atau kotorannya atau air liurnya, keringatnya atau badannya yang basah, niscaya dibasuh 7 kali, sekali dicampur dengan tanah, 6 kali dengan air biasa. Adapun benda yang kenak najis dengan kencing anak-anak laki-laki yang belum merasai makanan selain daripada susu ibunya, maka sucilah ia dengan dipercik air yang banyak hingga basahlah tempat najis itu, maka tiap-tiap barang yang kena najis itu sucilah ia dengan di basuh apabila hilanglah rasanya dan baunya dan warnanya, maka dimaafkan jika tinggal baunya atau warna apabila sukar dihilangkan keduanya itu, bersalahan rasanya maka tiada dimaafkan dan tiadalah dapat dipersucikan sekali-kali. jika kena najis  benda yang cair seperti manisan dan air susu dan yang sebagainya.

Bab Tayamum

( فصل ) Bermula tayamum itu wajib dengan tanah yang suci lagi berdebu tatkala lemah daripada memakai air sebab penyakit atau luka yang tidak dapat kena air atau sebab ketiadaan air dalam negeri atau musafir atau mayat anak laki-laki yang tiada sampai air kedalam qulubnya (kulit diujung kelamin), maka bermula anggota tayamum itu pada Muka, dan kedua tangannya hingga kedua siku, dan fardhunya itu 5 perkara : (pertama), memindahkan tanah, (kedua), niat,yaitu  استبا حة ا لصلاةنو   Artinya : sahaja aku mengharuskan sembahyang, dan wajib muqaranahkan dia serta dengan menghantarkan tangan atas tanah dan mengekalkan dia hingga menyapu muka,  (Ketiga), menyapu muka (keempat), menyapu dua tangan hingga dua siku, (kelima), tertib seperti yang telah tersebut itu.

Bab Haid

( فصل ) Bermula sekurang-kurang haid itu sehari semalam dan sebanyak-banyaknya 15 hari 15 malam, dan ghalibya (kebiasaannya) 6 atau 7 hari dan sekurang-kurang suci antara dua haid itu 15, kadang-kadang setengah perempuan dua bulan sekali haid dan adapula tiga bulan sekali, demikianlah tabiat masing-masing perempuan. Bermula  haram pada orang haid dan junub itu sembahyang (shalat), tawaf qa’bah, memegang Al Qur’an dan mengangkatkan dia, berhenti dalam mesjid, membaca Al Qur’an dengan kasad membaca dia maka tiada mengapa mengucapkan Alhamdulillah tatkala bersin, dan mengata innalillahi wainna ilaihi rajiun tatkala ditimpa musibah, dan Haram pada perempuan yang haid berpuasa dan berjalan dalam mesjid jika ditakuti berlumur darahnya, haram bagi suami menyentuh kulit pada barang antara pusat dan lututnya, dan jimaq (bersetubuh) tatkala haid itu termasuk setengah dari dosa besar, dan wajib atasnya mengqadha puasanya yang tinggal selama dalam haid, dan tiada wajib mengqadha sembahyang (shalat) yang tinggal, dan Haram ditalak dia pada ketika dalam masa haid, tetapi jatuh jua talakya itu dan apabila putuslah darahnya maka haruslah bagi puasa sebelum mandi dan haram pada orang yang nifas itu sama halnya yang haram pada orang yang haid jua.
Bab waktu Sembahyang (shalat)

( فصل = pasal), Pada menyatakan sembahyang 5 waktu dalam sehari semalam, (Bermula), Awal Zhuhur itu apabila gelincir matahari, dan akhirnya itu apabila jadilah bayang-bayang suatu sama ukuran dengan benda itu, apabila lebih sedikit panjang bayang –bayang dari benda aslinya itu maka itulah masuk awal waktu Ashar, dan akhir waktunya itu apabila masuk setengah matahari, dan awal waktu mangrib itu apabila habislah masuk matahari, dan akhirnya itu apabila hilanglah syafaq (warna merah ketika masuk matahari) yang merah maka awal yang kuning bercampur dengan yang keruh itu bukan ia dari syafaq yang merah. Dan awala waktu Isya itu apabila hilanglah syafaq yang merah, dan akhirnya itu apabila terbir Fajar sadiq yaitu awan yang putih melintang pada tapak langit, bukan dengan fajar Kazib yaitu putih yang berdiri naik ke atas langit dan mengiringi dia dengan kelam, dan awal waktu subuh itu apabila terbitlah fajar sadiq, dan akhirnya itu apabila terbitlah matahari maka mendahulukan sembahyang atau mengemudiankan dia daripada waktunya termasuk setengah dosa besar. (Tambih), Bermula afdal  beribadah kepada Allah Ta’ala setelah Iman itu adalah shalat 5 waktu, bermula shalat pada awal waktu terlebih afdal, maka barangsiapa mengemudiankan dia hingga jatuhlah setengahnya itu diluar waktu niscaya durhaka ia kepada Allah Ta’ala, maka barangsiapa tiada tahu akan masuk waktu sebab ngabar atau lainnya niscaya wajiblah atasnya ijtihat dengan suatu alamat (tanda) yang sudah dijawabnya akan dia. Seperti melancarkan Al Qur ‘an atau mendengarkan kokok ayam, atau yang sejenisnya maka barangsiapa luput atasnya suatu fardu sebab ozor (halagan) atau tiada niscaya wajiblah atasnya mengqaza dia dengan segeranya.

( فصل = pasal), Bermula wajib sembahyang itu atas tiap-tiap orang Islam yang Mukallaf dan berakal (tidak gila) lagi suci bagi laki-laki da perempuan maka wajib atas wali menyuruh anaknya dengan sembahyang tatkala umurnya 7 tahun dan harus dipukulnya tatkala umurnya 10 tahun apabila meninggalkan sembahyang (memukul bertujuan mendidik) baik itu anak laki-laki ataupun anak perempuan dan apabila Baligh lah (sampai umurnya,= 15 tahun)  anak-anak dan sucila yang haid dan nifas dan sembuhlah gila sebelum keluar waktu dengan sekira-kira mendapat waktu kadar yang diluaskan didalamnya Takbiratul ikhram niscaya wajiblah mengerjakan sembahyang itu dan wajiblah pula mengqaza waktu yang dahulunya tinggal, apabila ada ia waktu dhuhur atau magrib masuklah waktu dan lalulah ia sekira-kira habislah didalamnya menunaikan yang fardhu, maka jika keluar haid atau nifas atau gila yang siyuman sebelum mengerjaka dia niscaya wajib  pula atasnya mengqaza dia karena taksirnya sebab ketiadaan bersegera kepada mengerjakan dia itu pada awal waktu. 

(شهدان= ini lagi),  Bermula wajib atas segala ayah dan ibu dan tuan dari sahaya mengajarkan anak dan sahayanya yang kecil, barang yang wajib atasnya pada ketika balighnya yaitu seperti mengucap dua kalimahsyahadat dan bersuci dan sembahyang dan puasa dan sebagainya.
(Dan), mengetahui penghulu kita Nabi Muhammad saw yaitu jadinya di mekkah dan turun wahyu pun di mekkah dan wafatnya di Madinah, dan wajib diperkenalkan pula akan dia Haram Zina, luth ( homo sex), mencuri, minum arak, berdusta, mengupat-ngupat, bertipu daya, dengki, khianat, menyumpah, menjarah, dan memukul orang yang lain dengan aniaya dan membunuh yang bernyawa dengan tiada yang sebenarnya.
Dan diperkenalakan pula akan dia bahwasanya dengan akil baligh (sampai umurnya) itu telah masuklah ia perintah mengerjakan perintah Allah dan perintah Rasulullah, dan diperkenalkan pula kepadanya tanda-tanda baligh yaitu genap umurnya 15 tahun atau dengan igh-tilam (bermimpi yang dapat mengeluarkan mani) atau datang haid pada perempuan jua, dan sekurang-kurang umur perempuan yang datang haid itu berumur 9 tahun (adapun) upah mengajarkan itu daripadanya jua dan jika tiada baginya harta maka atas barangsiapa yang wajib nafakahnya.



( فصل = pasal), Bermula syarat sah sembahyang itu 6 perkara, (pertama) Mengenal masuk waktu, (kedua) Menghadap Kiblat, (ketiga) Menutupi aurat, (keempat) Bersuci dari hadat kecil dan besar, (kelima) Bersuci daripada Najis yang tiada dimaafkan pada kain dan badan, (keenam) Mengenal fardhu sembahyang dan segala sunatnya. (Bermula) Aurat laki-laki dan sahaya perempuan dalam sembahyang itu Barang antara pusatnya dan lututnya, dan Aurat perempuan yang merdeka didalam sembahyang itu sekalian badannya. (Adapun) pada segala Mukhrimnya (suaminya) maka yaitu  barang antara pusat dan lututnya (Bermula) dimaafkan oleh syara’ (hukum) daripada darah nyamuk atau barang sebagainya dan tiada dimaafkan bangkainya dan lagi pula dimaafkan jua daripada tahi lalat dan darah jerawat dan nanah bisul dan airya dan air puru (air yang timbul akibat luka) dan sedikit daripada darah orang lain, melainkan darah anjing dan babi maka yaitu tiada dimaafkan.


Bab Azan Dan Iqamah 

( فصل = pasal), Bermula azan dan iqamah itu sunat maka apabila masuklah salah suatu daripada waktu yang lima itu maka hendaklah bersegera mengambil air sembahyang lalu ia azan supaya diketahui oleh orang yang lainnya akan masuk waktu itu demikian bunyinya :
الله أ كبر                                 =       2 x
أ شهد أن لااله الاالله                  =          2x
الله أشهد أن محمد ارسول الله    =          2x
 حى على الصلاة                       =          2x
حى على الفلاح                         =          2x
الله أ كبر                                    =          1x
لااله الاالله                                 =          1x
Serta sunat tarjikh pada dua kalimat syahadat yaitu mengulang-ngulang keduanya itu, sekali dengan perlahan dan sekali dengan nyaring, (dan) lagi sunat berpaling kekanan tatkala mengata حى على الصلاة dan berpaling kekiri tatkala mengata حى على الفلاح حى serta memasukkan kedua telunjuk kedalam lubang telinga dan lagi sunat  mengata     الصلاة خير من النوم            2 kali setelah Haiya a’lal falah pada azan subuh.
( فصل = pasal), Bermula sunat Mu a kad yang mengiringi fardhu itu 10 rakaat, 2 rakaat sebelum subuh, seperti ini takbirnya   صلى سنة الصبح ركعتين قبلية الله تعلى  الله أكبر أ  dan 2 rakaat sebelum Dhuhur atau jum’at seperti ini takbirnya :
صلى سنة ا لظهر   أ atau جمعةر كعتين قبلية ا لله تعالى الله أ كبر dan dua rakaat setelah keduanya maka takbirnya itu seperti itu jua.
( فصل = pasal), Bermula fardhu sembahyang Dhuhur itu 4 rakaat demikian bunyinya صلى فر ض الظهر أ ر بع ركعات أ داءلله تعلى  أ atau مو ما الله تعالىماء atau
ماما لله تعلى الله أكبراdan jika dikehendaki membawa مستقبل القبلة الله تعلى kemudian daripada rakaat , maka adalah terlebih afdal pada sekalian takbir dan fardhu ashar itu 4 rakaat demikian takbir nya أ صلى فىرضا لعصر أ ر بع ر كعات أ دالله تعلى الله أكبر  dan fardhu magrib itu 3 rakaat demikian takbirnya
أ صلى فىر ض لمغرب ثلاث ركعات أ داءلله تعلى الله أكبر dan fardhu isya 4 rakaat demikian takbirnyaصلى فرض الصبح ركعتين مستقبل القبلة أ داءلله تعلى الله أ كبر  أ dan jika ada sembahyang itu Qadhaan maka digantikan adaan itu dengn qadaan pada sekalian waktu.

(Bermula), waktu sembahyang hari raya kedua itu pada mula terbit matahari sampai kepada waktu istawaq, jika hari raya ramadhan demikian takbirnya
 أ صلى سنة عبد الفطرركعتين الله تعلى الله أ كبر     atau makmuman atau imaman Allahu akbar dan jika hari raya haji demikian bunyinya
 أ صلى صلاة عيد الا ضحى ركعتين الله تعلى الله أ كبر maka membaca doa iftitah setelah itu maka takbir 7 kali lain daripada takbiratur ihram setelah itu maka membaca Auzubillah da bismillah dan fatihah dan ayat. (Dan) pada rakaat yang kedua 5 kali takbir selain takbir bangkit maka membaca pada tiap-tiap kali takbir itu
سبحا ن الله واحمدالله ولااله الله والله أ كبر
Dan sunat dikata akan kamat itu الصلاة جامعة رحمكم الله pada sembahyang kedua hari raya dan terawih dan witir yang kemudian daripada nya, maka sembahyang terawih itu demikian bunyi nya أ صلى صلاة التر اويح ركعتين الله تعلى ا لله أ كبر dan jika ia makmum atau imam maka menambahi makmum atau imam lillahitaala allah u akbar, maka sembahyang tarawih itu 20 rakaat, dan mengerjakan dia setelah sunat isya, dan witir itu 3 rakaat dengan 2 kali salam demikian takbirnya
أصلى صنة الوترركعتن الله تعلى الله أ كبر tatkala sudah member salam maka takbir pula serakaat lagi demikian bunyinya أصلى صنة الوترركعة لله تعالى الله أ كبر , Artinya : sahaja aku sembahyang sunat witir satu rakaat karena Allah Ta’ala.
 
  

No comments:

Post a Comment

KIRIM PERTANYAAN