بسم الله الرحمن الرحيم
SUMBER KUTIPAN : KITAB جمع جوا مع ا
لصنفات
( باب برمول فرض )
Bab Air Sembahyang (wudhu )
Bermula Fardhu Air sembahyang itu 6 perkara, (PERTAMA) niat didalam hati, yaitu
( يت رفع ا حدثنو atau Nawaitu rafa’al hadas )artiya : sengaja aku
mengangkatkan hadast, dan wajib memukaranahkan (tetap) niat itu tatkala
mula-mula membasuh suatu suku daripada muka, serta berkekalan niat itu hingga
kesudahannya. (KEDUA) membasuh sekalian kulit mukanya dan bulunya, dan had
(batas muka) itu panjangnya daripada sehabis tempat tumbuh rambut kepala sampai
kepada yang dibawah kedua dagu, dan lintangnya barang yang antara kedua
telinga, (KETIGA), membasuh kedua tangan serta kedua siku kulitnya dan bulunya
dan wajib pula menghilangkan tiap-tiap yang dapat mengahalangi sampainya air
sembahyang ke kulit itu, seperti kapur, getah, atau lainnya, (KEEMPAT), menyapu
sedikit kulit kepala atau rambut yang pada hak kepala, (KELIMA), membasuh kedua
kaki, yaitu seperti hukum pada membasuh kedua tangan jua, (KEENAM), tertib
seperti yang telah tersebu itu.
( فصل ) Bermula
Sunat Air Sembahyang itu yaitu ; Mengucap Bismillah, maka membasuh kedua
tangan, lalu bersugi (gosok gigi), lalu berkumur - kumur, serta memasukkan air
kehidung lalu menyapu sekalian kepala lalu menyapu kedua telinga serta
memasukkan jari telunjuk kedalam lubang telinga dan jangan sampai
melebih-lebihi dan jangan minta tolong dan jangan memercikkan bekas air
sembahyang dan mengucap dua kalimah syahadah setelah berwudhu dengan menghadap
kiblat.
( فصل ) Bermula yang
membatalkan air sembahyang itu 4 perkara ; (PERTAMA), keluar suatu daripada dua jalan (yaitu,
Kubul dan Dubur) selain daripada Mani, (KEDUA),
hilang akal sebab tidur atau lainnya melainkan tidur yang tetap pada tempat
kedudukannya, (KETIGA), bersentuh kulit laki-laki dengan kulit perempuan yang
besar keduanya, (KEEMPAT), memegang Qubul (kelamin) anak adam atau qubul
dirinya dengan batin tapak tangan atau batin segala anaka jarinya dengan tiada
berlapik.
( فصل ) Bermula barang siapa yang binasa air
sembahyang maka Haram atasnya Tawaf Baitullah dan sembahyang dan
memegang Mazhab (Al Qur’an) dan mengangkatkan dia dan memegang luh yang
tertulis didaamnya ayat Al Qur’an, dan Halal mengangkatkan dia dalam
benda yang lain jika di qasadkan mata benda semata-mata, dan membalikkan
lembarannya dengan kayu, dan Halal bagi kanak-kanak memegang dia karena
hendak belajar.
Adab masuk Toilet
( فصل ) Bermula hendaklah mendahulukan orang masuk
kakus (toilet) dengan kakinya yang kiri dulu, dan tatkala keluar mendahulukan
kakinya yang kanan, dan jangan ia membaca zikrullah dan jangan ia menanggung
nama Allah dan nama Rasulullah dan nama malaikat dan huruf Al Qur’an dan
hendaklah ia menutupkan kepalanya dan menjauhkan dirinya daripada manusia kepada
tempat yang sunyi, dan janga ia kadha hajat (buang air besar) pada air yang
tenang (tiada mengalir) dan pada air yang mengalir yang sedikit, dan jangan ia
berkemih (buang air kecil) pada tempat yang keras dan jangan mengahdap angin,
dan tempat bernaung manusia pada jalan raya dan dibawah pohon kayu yang dimakan
buahnya, dan pada lubang tanah, dan jangan berkata-kata saat buang hajat
(makruh) dan hendaklah menghabiskan kemihnya dan mengucap tatkala masuk
ketempat itu
بسم الله ا للهم
انى أ عو ذبك من خبث
واخباءث dan tatkala keluar dari tempat itu mengucap غفرا نك الحمد الله
الذى أ ذهب عنى الاذى وعل
فانى
Bab Mandi
( فصل ) Bermula yang mengwajibkan mandi itu 5
perkara; (PERTAMA), mati, lain daripada mati syahid, (KEDUA), Junub ataupun keluar
mani, (KETIGA), Haid (KEEMPAT), Nifas (KELIMA) Waladah.
( فصل ) Bermula
Fardhu Mandi itu 2 perkara ; (PERTAMA), Niat,
كبر عن جميع ا لبدن نويت رفع ا لحدث ال
artinya : sengaja aku mengangkatkan hadast yang besar dari sekalian badanku. Dan
wajib mukaranahkan (tetap) niat pada tatkala mula-mula membasuh suatu suku
daripada badan, (KEDUA), Membasuh sekalian badannya kulit dan rambut hingga
bawah kukunya sekalipun dan tiada wajib menyampaikan air kedalam mulut dan
kedua biji matanya, (Maka), sunnat mandi itu mengambil air sembahyang dahulu
daripada mandi, dan menggosok-gosok ataupun menyilat-nyilat segala perlipatan
dan menyilat-nyilat rambut dan mencucurkan air dan menghadap kiblat dan
menghilangkan segala yang kelihatan daripada badan.
Bab Hadast
( فصل ) Bermula syarat suci daripada hadast besar dan
hadast kecil itu 3 perkara; (PERTAMA), Islam (KEDUA), Memiza yaitu : tahu makan
dan minum dan bersuci sendirinya (KETIGA), Air yang menyucikan. Maka tiada sah
mengangkatkan hadast dan menghilangkan najis itu melainkan dengan air yang
mutlak yaitu air yang turun dari langit, atau air yang keluar dari bumi, dan
apabila berubah air mutlak itu rasanya atau baunya atau warnanya dengan ubah
yang sangat sebab bercampur dengan suatu benda yang suci seperti kesumba atau
lainnya niscaya tiadalah sah bersuci dengan air itu.(Maka) tiada mengapa
berubah air itu dengan sebab lumpur atau lama mengendap atau dengan tanah dan
kiyambang dan sebab berubah mengalirnya seperti tanah cempaga dan tiada member
mudharat pula jika berubah ia sebab dimasukkan gaharu atau minyak kedalamnya
dan tiada sah bersuci dengan air yang sudah terpakai pada Fardhu mengambil air
sembahyang dan mandi junub. (Tambih), maka jikalau dimasukkan oleh orang yang
mengambil air sembahyang tangannya, setelah dibasuhnya mukanya atau orang yang
berjunub setelah ia berniat mandi, kedalam air yang kurang daripada dua kulah,
maka jika ada diniatkan tangannya itu gayung niscaya tiadaah memberi mudharat
dan jika tiada diniatkan ia akan gayung tangannya maka jadilah air itu
musta’mal dan tidak bias dipakai lagi.
Bab Najis
( فصل ) Bermula air yang sedikit itu, apabila jatuh
najis kedalamnya baik air itu berubah ataupun tidak berubah Maka air itu
najislah. Demikian pula hukum segala benda yang cair seperti manisan atau
yang serupanya jikalau banyak sekalipun . (Bermula),dimaafkan yang
sedikit daripada bulu najis atau bangkai yang tiada mengalir darahnya seperti
lalat atau sejenisnya atau najis yang samar-samar yang tiada Nampak oleh
penglihatan mata seperti percikan kemih (kencing) dn najib pada kaki lalat dan
pada dubur unggas dan debu jalan raya atau airnya dan najis pada kucing yang
telah memakan najis maka ghaiblah ia beberapa lama ketika pada bicara akal,
terlebih dahulu ia sampai kepada air yang dua kulah, maka sucilah hukumnya.
( فصل ) Bermula air yang dua kulah itu jika ada
bejana itu 4 persegi maka jika ada bujurnya itu dan lintangnya dan dalamnya itu
sehasta dan seperempat hasta dan dalamnya 2 hasta, maka jika jatuh najis
kedalamnya jika berubah rasanya atau warnanya atau baunya maka yaitu najis,
dan jika tiada berubah maka tiadalah najis air itu dan manakala hilanglah
ubah air yang najis itu sendirinya maka sucilah ia, melainkan dicampur
dengan sesuatu benda lain, maka yaitu najislah. Karena disukukan
dalamnya.
( فصل ) Bermula segala najis itu yaitu : Tahi (Kotoran),kemih, dan muntah
dan nanah, dan tuak dan arak, dan sesuatu yang memabukkan, dan anjing dan babi,
dan air susu yang tiada makan indungnya, lain daripada anak adam dan
sekalian bangkai dan bulunya dan kulitnya dan segala kuku anggotanya, yang
berpisah daripadanya ketika hidupnya dan air liur binatang yang
mengeluarkan makanan dari dalam perutnya seperti kerbau,sapi,kambing,dan unta .
dan mazi dan wadi dan mani anjing dan babi. (Tetapi), Jenazah anak adam
(manusia) dan ikan,belalang dan bagian badanya yang berpisah ketika
hidupnya itu suci jua.
Bab Tuak
( فصل )Bermula suci tuak itu jika jadi cuka dengan
sendirinya dan kulit bangkai dengan cara disamak dengan tanah dan
apabila kena najis suatu dengan anjing dan babi atau kotorannya atau air
liurnya, keringatnya atau badannya yang basah, niscaya dibasuh 7 kali, sekali
dicampur dengan tanah, 6 kali dengan air biasa. Adapun benda yang kenak
najis dengan kencing anak-anak laki-laki yang belum merasai makanan selain
daripada susu ibunya, maka sucilah ia dengan dipercik air yang banyak hingga
basahlah tempat najis itu, maka tiap-tiap barang yang kena najis itu
sucilah ia dengan di basuh apabila hilanglah rasanya dan baunya dan
warnanya, maka dimaafkan jika tinggal baunya atau warna apabila sukar
dihilangkan keduanya itu, bersalahan rasanya maka tiada dimaafkan dan tiadalah
dapat dipersucikan sekali-kali. jika kena najis benda yang cair seperti manisan dan air susu
dan yang sebagainya.
Bab Tayamum
( فصل ) Bermula tayamum itu wajib dengan tanah yang
suci lagi berdebu tatkala lemah daripada memakai air sebab penyakit atau luka
yang tidak dapat kena air atau sebab ketiadaan air dalam negeri atau musafir atau
mayat anak laki-laki yang tiada sampai air kedalam qulubnya (kulit diujung
kelamin), maka bermula anggota tayamum itu pada Muka, dan kedua tangannya
hingga kedua siku, dan fardhunya itu 5 perkara : (pertama), memindahkan
tanah, (kedua), niat,yaitu استبا حة ا لصلاةنو Artinya : sahaja aku mengharuskan sembahyang,
dan wajib muqaranahkan dia serta dengan menghantarkan tangan atas tanah dan
mengekalkan dia hingga menyapu muka, (Ketiga), menyapu muka (keempat), menyapu
dua tangan hingga dua siku, (kelima), tertib seperti yang telah tersebut
itu.
Bab Haid
( فصل ) Bermula sekurang-kurang haid itu sehari
semalam dan sebanyak-banyaknya 15 hari 15 malam, dan ghalibya (kebiasaannya) 6 atau
7 hari dan sekurang-kurang suci antara dua haid itu 15, kadang-kadang setengah
perempuan dua bulan sekali haid dan adapula tiga bulan sekali, demikianlah
tabiat masing-masing perempuan. Bermula haram pada orang haid dan junub itu sembahyang
(shalat), tawaf qa’bah, memegang Al Qur’an dan mengangkatkan dia, berhenti
dalam mesjid, membaca Al Qur’an dengan kasad membaca dia maka tiada mengapa
mengucapkan Alhamdulillah tatkala bersin, dan mengata innalillahi
wainna ilaihi rajiun tatkala ditimpa musibah, dan Haram pada perempuan yang
haid berpuasa dan berjalan dalam mesjid jika ditakuti berlumur darahnya, haram
bagi suami menyentuh kulit pada barang antara pusat dan lututnya, dan jimaq
(bersetubuh) tatkala haid itu termasuk setengah dari dosa besar, dan
wajib atasnya mengqadha puasanya yang tinggal selama dalam haid, dan
tiada wajib mengqadha sembahyang (shalat) yang tinggal, dan Haram ditalak
dia pada ketika dalam masa haid, tetapi jatuh jua talakya itu dan apabila
putuslah darahnya maka haruslah bagi puasa sebelum mandi dan haram pada
orang yang nifas itu sama halnya yang haram pada orang yang haid jua.
Bab waktu Sembahyang (shalat)
( فصل = pasal), Pada menyatakan sembahyang 5 waktu
dalam sehari semalam, (Bermula), Awal Zhuhur itu apabila gelincir
matahari, dan akhirnya itu apabila jadilah bayang-bayang suatu sama
ukuran dengan benda itu, apabila lebih sedikit panjang bayang –bayang dari
benda aslinya itu maka itulah masuk awal waktu Ashar, dan akhir waktunya itu
apabila masuk setengah matahari, dan awal waktu mangrib itu apabila habislah
masuk matahari, dan akhirnya itu apabila hilanglah syafaq (warna merah ketika
masuk matahari) yang merah maka awal yang kuning bercampur dengan yang
keruh itu bukan ia dari syafaq yang merah. Dan awala waktu Isya itu
apabila hilanglah syafaq yang merah, dan akhirnya itu apabila terbir Fajar
sadiq yaitu awan yang putih melintang pada tapak langit, bukan dengan fajar
Kazib yaitu putih yang berdiri naik ke atas langit dan mengiringi dia
dengan kelam, dan awal waktu subuh itu apabila terbitlah fajar sadiq,
dan akhirnya itu apabila terbitlah matahari maka mendahulukan
sembahyang atau mengemudiankan dia daripada waktunya termasuk setengah dosa
besar. (Tambih), Bermula afdal beribadah
kepada Allah Ta’ala setelah Iman itu adalah shalat 5 waktu, bermula
shalat pada awal waktu terlebih afdal, maka barangsiapa mengemudiankan dia
hingga jatuhlah setengahnya itu diluar waktu niscaya durhaka ia kepada
Allah Ta’ala, maka barangsiapa tiada tahu akan masuk waktu sebab ngabar atau
lainnya niscaya wajiblah atasnya ijtihat dengan suatu alamat (tanda)
yang sudah dijawabnya akan dia. Seperti melancarkan Al Qur ‘an atau
mendengarkan kokok ayam, atau yang sejenisnya maka barangsiapa luput
atasnya suatu fardu sebab ozor (halagan) atau tiada niscaya wajiblah
atasnya mengqaza dia dengan segeranya.
( فصل = pasal),
Bermula wajib sembahyang itu atas tiap-tiap orang Islam yang Mukallaf dan
berakal (tidak gila) lagi suci bagi laki-laki da perempuan maka wajib atas wali menyuruh anaknya
dengan sembahyang tatkala umurnya 7 tahun dan harus dipukulnya tatkala
umurnya 10 tahun apabila meninggalkan sembahyang (memukul bertujuan
mendidik) baik itu anak laki-laki ataupun anak perempuan dan apabila Baligh
lah (sampai umurnya,= 15 tahun) anak-anak
dan sucila yang haid dan nifas dan sembuhlah gila sebelum keluar waktu dengan
sekira-kira mendapat waktu kadar yang diluaskan didalamnya Takbiratul ikhram
niscaya wajiblah mengerjakan sembahyang itu dan wajiblah pula mengqaza
waktu yang dahulunya tinggal, apabila ada ia waktu dhuhur atau magrib masuklah
waktu dan lalulah ia sekira-kira habislah didalamnya menunaikan yang fardhu,
maka jika keluar haid atau nifas atau gila yang siyuman sebelum mengerjaka dia
niscaya wajib pula atasnya mengqaza
dia karena taksirnya sebab ketiadaan bersegera kepada mengerjakan dia itu
pada awal waktu.
(شهدان= ini lagi), Bermula wajib atas segala ayah dan ibu dan tuan dari sahaya mengajarkan
anak dan sahayanya yang kecil, barang yang wajib atasnya pada ketika balighnya
yaitu seperti mengucap dua kalimahsyahadat dan bersuci dan
sembahyang dan puasa dan sebagainya.
(Dan), mengetahui penghulu kita Nabi Muhammad saw yaitu
jadinya di mekkah dan turun wahyu pun di mekkah dan wafatnya di Madinah, dan
wajib diperkenalkan pula akan dia Haram Zina, luth ( homo sex), mencuri,
minum arak, berdusta, mengupat-ngupat, bertipu daya, dengki, khianat, menyumpah,
menjarah, dan memukul orang yang lain dengan aniaya dan membunuh yang bernyawa dengan
tiada yang sebenarnya.
Dan diperkenalakan pula akan dia bahwasanya dengan akil baligh (sampai
umurnya) itu telah masuklah ia perintah mengerjakan perintah Allah dan perintah
Rasulullah, dan diperkenalkan pula kepadanya tanda-tanda baligh yaitu genap
umurnya 15 tahun atau dengan igh-tilam (bermimpi yang dapat mengeluarkan mani)
atau datang haid pada perempuan jua, dan sekurang-kurang umur perempuan yang
datang haid itu berumur 9 tahun (adapun) upah mengajarkan itu daripadanya jua
dan jika tiada baginya harta maka atas barangsiapa yang wajib nafakahnya.
( فصل = pasal),
Bermula syarat sah
sembahyang itu 6 perkara, (pertama) Mengenal masuk waktu, (kedua) Menghadap
Kiblat, (ketiga) Menutupi aurat, (keempat) Bersuci dari hadat kecil dan besar,
(kelima) Bersuci daripada Najis yang tiada dimaafkan pada kain dan badan,
(keenam) Mengenal fardhu sembahyang dan segala sunatnya. (Bermula) Aurat laki-laki
dan sahaya perempuan dalam sembahyang itu Barang antara pusatnya dan
lututnya, dan Aurat perempuan yang merdeka didalam sembahyang itu
sekalian badannya. (Adapun) pada segala Mukhrimnya (suaminya) maka
yaitu barang antara pusat dan lututnya
(Bermula) dimaafkan oleh syara’ (hukum) daripada darah nyamuk atau barang
sebagainya dan tiada dimaafkan bangkainya dan lagi pula dimaafkan jua
daripada tahi lalat dan darah jerawat dan nanah bisul dan airya dan air puru (air
yang timbul akibat luka) dan sedikit daripada darah orang lain, melainkan darah
anjing dan babi maka yaitu tiada dimaafkan.
Bab Azan Dan Iqamah
( فصل = pasal), Bermula azan dan iqamah itu sunat maka
apabila masuklah salah suatu daripada waktu yang lima itu maka hendaklah
bersegera mengambil air sembahyang lalu ia azan supaya diketahui oleh orang
yang lainnya akan masuk waktu itu demikian bunyinya :
الله أ كبر = 2 x
أ شهد أن لااله الاالله = 2x
الله أشهد أن محمد ارسول الله = 2x
حى على الصلاة = 2x
حى على الفلاح = 2x
الله أ كبر = 1x
لااله الاالله = 1x
Serta sunat tarjikh pada dua kalimat syahadat yaitu
mengulang-ngulang keduanya itu, sekali dengan perlahan dan sekali dengan
nyaring, (dan) lagi sunat berpaling kekanan tatkala mengata حى على الصلاة dan
berpaling kekiri tatkala mengata حى على الفلاح حى serta
memasukkan kedua telunjuk kedalam lubang telinga dan lagi sunat mengata الصلاة خير من
النوم 2
kali setelah Haiya a’lal falah pada azan subuh.
( فصل = pasal), Bermula sunat Mu a kad yang
mengiringi fardhu itu 10 rakaat, 2 rakaat sebelum subuh, seperti ini
takbirnya صلى سنة الصبح ركعتين قبلية الله تعلى الله أكبر أ dan
2 rakaat sebelum Dhuhur atau jum’at seperti ini takbirnya :
صلى
سنة ا لظهر أ atau
جمعةر كعتين قبلية ا لله تعالى الله أ كبر dan
dua rakaat setelah keduanya maka takbirnya itu seperti itu jua.
( فصل =
pasal), Bermula fardhu sembahyang
Dhuhur itu 4 rakaat demikian bunyinya صلى فر ض الظهر أ ر بع ركعات أ داءلله تعلى أ atau مو ما الله تعالىماء atau
ماما لله تعلى الله أكبراdan jika dikehendaki membawa مستقبل القبلة الله تعلى kemudian daripada rakaat , maka
adalah terlebih afdal pada sekalian takbir dan fardhu ashar itu 4 rakaat
demikian takbir nya أ صلى فىرضا
لعصر أ ر بع ر كعات أ دالله تعلى الله أكبر dan
fardhu magrib itu 3 rakaat demikian takbirnya
أ صلى فىر ض لمغرب ثلاث ركعات أ داءلله تعلى الله أكبر
dan fardhu isya 4 rakaat demikian
takbirnyaصلى فرض الصبح
ركعتين مستقبل القبلة أ داءلله تعلى الله أ كبر أ dan jika ada sembahyang itu Qadhaan maka digantikan adaan itu
dengn qadaan pada sekalian waktu.
(Bermula), waktu sembahyang
hari raya kedua itu pada mula terbit matahari sampai kepada waktu istawaq, jika
hari raya ramadhan demikian takbirnya
أ صلى سنة عبد الفطرركعتين
الله تعلى الله أ كبر
atau makmuman atau imaman Allahu akbar dan
jika hari raya haji demikian bunyinya
أ
صلى صلاة عيد الا ضحى ركعتين الله
تعلى الله أ
كبر maka
membaca doa iftitah setelah itu maka takbir 7 kali lain daripada takbiratur
ihram setelah itu maka membaca Auzubillah da bismillah dan fatihah dan ayat.
(Dan) pada rakaat yang kedua 5 kali takbir selain takbir bangkit maka membaca
pada tiap-tiap kali takbir itu
سبحا
ن الله واحمدالله ولااله الله والله أ كبر
Dan sunat dikata akan kamat itu الصلاة جامعة رحمكم الله pada sembahyang
kedua hari raya dan terawih dan witir yang kemudian daripada nya, maka
sembahyang terawih itu demikian bunyi nya أ صلى صلاة التر اويح ركعتين الله تعلى
ا لله أ كبر dan jika ia makmum atau imam maka
menambahi makmum atau imam lillahitaala allah u akbar, maka sembahyang tarawih
itu 20 rakaat, dan mengerjakan dia setelah sunat isya, dan witir itu 3 rakaat
dengan 2 kali salam demikian takbirnya
أصلى صنة الوترركعتن
الله تعلى الله أ كبر tatkala sudah member salam maka
takbir pula serakaat lagi demikian bunyinya أصلى
صنة الوترركعة لله تعالى الله أ كبر , Artinya : sahaja aku sembahyang
sunat witir satu rakaat karena Allah Ta’ala.
No comments:
Post a Comment
KIRIM PERTANYAAN