MENUNTUT ILMU ADALAH WAJIB HUKUM-NYA BAGI MUSLIM LAKI-LAKI DAN MUSLIM PEREMPUAN
ILMU ADALAH CAHAYA YANG MENERANGI, YANG MERUPAKAN JALAN KITA UNTUK MENGETAHUI BAIK ATAU TIDAK SEGALA SESUATU
الــم {1} ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ ِفيهِ هُدَى لِلْمُتَّقِينَ {2} الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ {3} "Alif laam miim. Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka". [Al Baqarah : 1-3].

Sunday, June 23, 2013

RUKUN SEMBAHYANG


بسم الله الرحمن الرحيم

SUMBER KUTIPAN : KITAB جمع جوا مع ا لصنفات

RUKUN SEMBAHYANG

( فصل = pasal), Bermula rukun sembahyang kata Imam Nawawi Raziyallahu anhu 13 perkara .

(pertama), Niat dalam hati, dan menyebut lafadnya sunat jua, maka yang dinamakan niat dalam pada sembahyang fardhu ialah qasad, ta’rad, ta’yin maka jika qasad أ صلى = Artinya : Aku sembahyang, dan ta’rad itu ض فر = Artinya : menyebutkan fardhu, dan ta’yin itu menyebutkan waktu, misalnya dhuhur, ashar, magrib, isya, subuh.
Jika sembahyang itu sunat yang berwaktu seperti sembahyang wudhu dan gerhana matahari dan gerhana bulan niscaya Niscaya wajiblah dalam niatnya qasad jua, tiada ta’rad dan ta’yin pada sunat itu.

(Kedua), Takbiratur ihram yaitu  الله أ كبر serta diingatkan dalam hatinya Kuperbuatlah ia, yakni qasad, ta’rad, ta’yim jangan Terdahulu daripada Alif Allah (لف الله  أ  ) dan jangan pula setelah daripada ra ( ر ) أ كبر , adapun sebab wajib memuqaranahkan (tetap) niat dalamnya itu karena ia adalah mula-mula perbuatan sembahyang.

(Ketiga), berdiri betul (tegak) bagi orang yang sanggup, jika ada sembahyang itu fardhu, dan jika tiada sanggup berdiri maka duduk dan jika tiada sanggup duduk maka berbaring atas lambungya yang kanan, dan jika tiada sanggup berbaring maka terlentang maka kakinya ke kiblat dan ditinggikan kepalanya dengan bantal, maka jika tiada sanggup yang demikian maka dengan Isyarah hati jua karena tiadalah jalan sekali-kali untuk dapat meninggalkan sembahyang itu selama masih ada akalnya (tidak gila).

(Keempat), membaca surat Al-Fatihah dan  بسم الله الرحمن الرحيم itu adalah satu ayat dari al-fatihah dan wajib dalamnya itu memelihara akan tertibnya dan segala tasydidnya dan mulutnya dan menyempurnakan bacaan dalam berdiri, maka tiada wajib ia pada orang yang masbuk (orang yang tiada dapat takbir bersama imam = terlambat).

(Kelima), rukuk serta tumaninah (tetap sesaat sekedar habislah geraknya)

(Keenam), I’tidal serta tumaninah didalamnya.

(Ketujuh), dua sujud didalam tiap-tiap satu rakaat serta tumaninah niat didalamnya keduanya yaitu menhantarkan 7 anggota.

(Kedelapan), duduk antara dua sujud serta tumaninah didalamnya.

(Kesembilan), Tasy hadu akhir.

(Kesepuluh), Duduknya.

(Kesebelas), Selawat akan nabi saw.

(Keduabelas), salam yang pertama yaitu :  ا لسلام عليكم ورحمة الله

(Ketigabelas), Tertib seperti yang telah tersebut itu.




Sunat Dalam Sembahyang

( فصل = pasal),Bermula segala yang sunat dalam sembahyang itu yaitu mengangkatkan kedua tangan tatkala takbiratul ihram dan tatkala rukuk dan sujud dan bangkit daripada keduanya dan tatkala berdiri daripada tasyhadu awal dan menjarangkan kedua kaki saat berdiri kira-kira sejengkal dan membaca Wajjahtu hingga akhirnya dan dibaca A’uzubillah dengan perlahan dan membaca surat lain daripada makmum dan menyaringkan bacaan pada rakaat subuh dan 2 rakaat pertama dari pada magrib dan Isya dan mengahantarkan tangann kanan atas tangan kiri dibawah dada dan membaca qunut subuh dan tasbih dan rukuk da sujud dan doa dalam duduk antara dua sujud dan duduk istirahat tatkala bangkit daripada sujud yang kedua dan tasyhadu awal dan duduknya dan selawat akan nabi setelah daripadanya dan setelah qunut subuh dan duduk Iftiras pada sekaliannya dan duduk tawadhok pada tasyhadu akhir dan menghantarkan kedua tangannya atas kedua paha pada sekalian duduk dan digenggamkan segala anak jari melainkan telunjuk jua, maka dilepaskan akan dia dan di gerakkan=sekali gerak (Bukan digerak-gerakkan) ia tatkala mengata  الله الاdan melihat kepada tempat sujud didalam berdiri dan masuk dalam sembahyang dengan khusyu.

( فصل = pasal), Bermula segala yang membatalkan sembahyang sebelas perkara, ( Pertama), berkata dengan dua huruf seperti Qaf, (Kedua), Mengerjakan perbuatan yang banyak seperti melengkah 3 langkah secara berturut –turut dan yang sebagainya, (Ketiga), Makan dan Minum, (Keempat), Mengerjakan rukun Qauli seperti fatihah Atau Rukun Fhekli seperti I’tidal serta ragu ia, artinya lalai suatu rukun serta syok pada niat seperti adakah berniat atau tiada, maka jika lalai suatu rukun maka batallah sembahyangnya, dan jika tiada lalai suatu rukun serperti ragu didalam sembahyang maka teringat adalah niat seperti Takbiratur Ihram sebelum habis suatu rukun maka yaitu tiada batal sembahyang nya, wallahu a’klam. Maka ragu ia akan sah muqaranah niat dengan takbiratul ihram, (Kelima), Berubah niat seperti bahwa meniatkan ia memutuskan sembahyang, atau dipalingkan niat fardhu kepada sunat atau kepada fardhu yang lain.(Keenam), Menyebut-nyebut akan memutuskan sembahyang seperti bahwa diniatkannya dalam hatinya jikalau datang suatu itu niscaya kuputuskan sembahyang aku ini.(Ketujuh), Kedatangann hadas, (Kedelapan),  terkena najis yang tiada dimaafkan, (Kesembilan ), Terbuka Aurat, (Kesepuluh), Memalingkan Dada dari pada Kiblat, (Kesebelas), Murtad yaitu Meng-I’tikadkan dengan I’tikad kafir.

( فصل = pasal), Bermula sujud sawi itu sunat tatkala meninggalakan Tasyadu awal dan duduknya, dan Selawat akan nabi saw kemudiannya atau meninggalkan qunut shubuh. Dan berdirinya dan selawat akan nabi saw kemudiannya atau meningglakan selawat akan al kemudian daripada qunut dan kemudian tahyat akhir, dan karena berkata-kata yang sedikit dengan lupa atau makan yang sedikit dengan lupa atau menambahi rukun fekli dengan lupa maka tempatnya itu antara Tashadu dan akhir salam yaitu dua sujud, maka dibaca dalam keduanya itu   seperti tasbih yang dibaca dalam kedua sujud sembahyang jua. (Dan Wajib) bagi makmum mengikuti Imamnya jika sujud imamnya bagi sujud sawinya dan jika tinggal ia niscaya batallah sembahyangnya.

Dan sunat sujud tilawah itu bagi yang membaca Al Qur an, dan yang mendengar dia, maka jika sujud Imam bagi bacaan nya Niscaya wajiblah atas makmum  pula sujud karena mengikuti Imamnya sujud dan jika ada ia dalam sembahyang maka ia lalu sujud sekali atau ada ia diluar sembahyang maka hendakla ia berniat 

نويت أ ن أ سجد لتلاوة القر آ ن الله تعالى الله أ كبر
Maka lalu sujud sekali jua baca dalamnya :

سجد وجهى للذى خلقه وصورموشق سمعه و بصره بحوله وقوته فتبرك الله أ حسن اخالقين
Maka bangkit ia daripada sujud serta dngan takbir lalu member salam. Ayat sujud dalam Al qur an 14 tempat.

No comments:

Post a Comment

KIRIM PERTANYAAN