Tauhid artinya mengesakan tuhan dan juga dapat berarti mempersatukan
suatu yang berserakan misalnya istilah tauhidul quwwah ( mempersatukan
kekuatan yang terpecah menjadi satu kekuatan yang dahsyat), demikian
juga kata ummatan wahidah ditransfer ke dalam gaya retorika menjadi
tauhidul ummah yang mungkin dimaksudkan sebagai upaya untuk
mempersatukan kelompok yang berfirqah menuju persatuan ummat (ittihadul
ummah ). Tauhid karenanya merupakan upaya untuk hanya semata-mata
mempersatukan, mengarahkan, mengkonsentrasikan seluruh pengabdian hanya
kepada Allah Swt.
Kemudian kita mengenal satu kalimat tauhid yang sangat membekas dihati
setiap muslim, yaitu kalimat yang dimulai dengan menegasi menghapus atau
menolak dan diganti dengan konfirmasi, hanya semata-mata mempesatukan,
mengarahkan, mengkonsentrasikan seluruh pengabdian hanyala kepada Allah
Swt.
Kemudian kita mengenal satu kalimat tauhid yang sangat membekas dihati setiapmuslim, yaitu kalimat yang dimulai menegasikan, menghapuskan atau menolak dan diganti dengan konfimasi hanya semata naïf dan isbat yaitu laa ilaaha sebagai negasi an illallah sebagai konfirmasi.
Tauhid berarti mengkonfirmasikan bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah. Sehingapantaslah apabila islam diakuai hanya satu-satunya agama dimuka bumi ini yang paling konsekwen dalam mengkonfirmasikan faham monotheism yaitu dengan kata qul huwallah ahad.
Tuhan atau ilah artinya segala sesuatu yang kita anggap mutlak menguasai diri kita, sehingga karenanya kita merasa terikat dan dikuasainya, ilah juga berarti sesuatu yang kita rindukan sehingga seluruh perhatian hanya semata-mata tertuju kepadaNya.
Dengan pernyataan laa ilaha illallah, berarti pembebasan dari segala belenggu, darihawa nafsu yaitu keinginan diri sendiri, memutlakka ide, fikiran dan keinginan dirinya sendiri, bahkan benda-benda apapun yang mempunyai sifat menguasai diri atau membuat diri diperhambakan olehNya.
Maka dengan semangat tauhid itu pula, umat Islam menjadikan manusia yang paling merdeka,dia tidak merasa terikat atau diperbudakkan oleh siapa saja kecuali kepadanya.
Tauhid adalah deklarasi kebebasan manusia untuk menjadi diriya mulia dan punya harga dihadapan makhluk apapun yang ada dimuka bumi ini.
Tauhid juga berarti melepaskan seluruh belenggu penghambaan yang memojokkan manusia pada kehinaan kerena dirinya, dieksploitir dan dikuasai oleh sesuatu, apakah harta, tahta ataupun wanita.Dengan tauhid pula jiwa seorang muslim akan membumbung kelangit dan meruntuhkan tatanan jiwa yang sempit dan kerdil.
Maka pada awal cuplikan majalah UMDAH ( ukhuwah masyarakat dayah ) ini kami dari segenab redaksi mencoba membahas ketauhidan ataupun masalah yang berkaitan dengan ilmu tauhid karena inilah ilmu yang menjadikan manusia mengenal dirinya sendiri, mungkin dari segenap anggapan upaya memanusiakan manusia itu sendiri maka di edisi ini umdah mencoba mengupas karya Al ‘Allamah Syaikh Ibrahim Al-laqqany yang berjudul Jauharat Tauhid ( permata tauhid ).
MUQADDIMAH
Kemudian kita mengenal satu kalimat tauhid yang sangat membekas dihati setiapmuslim, yaitu kalimat yang dimulai menegasikan, menghapuskan atau menolak dan diganti dengan konfimasi hanya semata naïf dan isbat yaitu laa ilaaha sebagai negasi an illallah sebagai konfirmasi.
Tauhid berarti mengkonfirmasikan bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah. Sehingapantaslah apabila islam diakuai hanya satu-satunya agama dimuka bumi ini yang paling konsekwen dalam mengkonfirmasikan faham monotheism yaitu dengan kata qul huwallah ahad.
Tuhan atau ilah artinya segala sesuatu yang kita anggap mutlak menguasai diri kita, sehingga karenanya kita merasa terikat dan dikuasainya, ilah juga berarti sesuatu yang kita rindukan sehingga seluruh perhatian hanya semata-mata tertuju kepadaNya.
Dengan pernyataan laa ilaha illallah, berarti pembebasan dari segala belenggu, darihawa nafsu yaitu keinginan diri sendiri, memutlakka ide, fikiran dan keinginan dirinya sendiri, bahkan benda-benda apapun yang mempunyai sifat menguasai diri atau membuat diri diperhambakan olehNya.
Maka dengan semangat tauhid itu pula, umat Islam menjadikan manusia yang paling merdeka,dia tidak merasa terikat atau diperbudakkan oleh siapa saja kecuali kepadanya.
Tauhid adalah deklarasi kebebasan manusia untuk menjadi diriya mulia dan punya harga dihadapan makhluk apapun yang ada dimuka bumi ini.
Tauhid juga berarti melepaskan seluruh belenggu penghambaan yang memojokkan manusia pada kehinaan kerena dirinya, dieksploitir dan dikuasai oleh sesuatu, apakah harta, tahta ataupun wanita.Dengan tauhid pula jiwa seorang muslim akan membumbung kelangit dan meruntuhkan tatanan jiwa yang sempit dan kerdil.
Maka pada awal cuplikan majalah UMDAH ( ukhuwah masyarakat dayah ) ini kami dari segenab redaksi mencoba membahas ketauhidan ataupun masalah yang berkaitan dengan ilmu tauhid karena inilah ilmu yang menjadikan manusia mengenal dirinya sendiri, mungkin dari segenap anggapan upaya memanusiakan manusia itu sendiri maka di edisi ini umdah mencoba mengupas karya Al ‘Allamah Syaikh Ibrahim Al-laqqany yang berjudul Jauharat Tauhid ( permata tauhid ).
MUQADDIMAH
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْـدُ لِلّهِ عَلَى صِـلاتِهِ ثُمَّ سَـلاَمُ الله مَعْ صَـلاَتِهِ
عَلَى نَبِي جَاءَ بِالتَّـوْحِيْدِ وَقَدْ عَرَى الدِّيْنُ عَنِ التَّوْحِيْدِ
"Segala puji bagi Allah atas segala pemberian-Nya. Kemudian rahmat dan sejahtra kepada Nabi Muhammad yang datang membawa tauhid pada saat agama sunyi dari tauhid".
Difinisi Hamdu pada istilah adalah:
فعل ينبئ عن تعظيم المنعم بسبب انعامه
"Perbuatan yang timbul untuk mengagungkan pemberi nikmat atas pemberiannya".
Rukun hamdu terdiri dari: hâmid, mahmûd, mahmûd bih, mahmûd ‘alaihi dan sighat. Seperti Ali menghormati si Umar lalu si Umar berkata, "Ali adalah seorang yang alim". Dari contoh tersebut dapat dipahami bahwa Umar adalah hamid, Ali merupakan mahmud, alim sebagai mahmud bih, penghormatan Ali kepada Umar adalah mahmud alaih dan lafad tersebut adalah sighat.
Lafad الله berasal dari اله kemudian dibuang alif dan diganti dengan alif dan lam sehingga jadilah lafad ,الله yang mengandung arti sesuatu zat yang wajib disembah.
Pengertian shalât pada bait di atas adalah:
رحمة مقرونة بالتعظيم
"Kasih sayang yang disertai dengan penghormatan".
Shalah dari Allah bermakna rahmat, shalah dari malaikat bermakna istighfar dan shalâh dari manusia bermakna do‘a
Adapun pengertian Salâm pada bait di atas adalah:
تحية لائقة بالنبي صلى الله عليه وسلم
"Penghormatan yang layak terhadap Nabi saw".
Pemakaian Salâm khusus kepada Nabi dan malaikat, sedangkan untuk selain keduanya dibolehkan, bila di ‘atafkan kepada keduanya.
Lafad Tauhid yang terdapat dalam bait kedua mengandung arti yang berbeda secara syar‘î dan lughawî.
التوحيد الشرعى: افراد المعبود بالعبادة مع اعتقاد وحدته والثصديق بها ذاتا وصفاتا وافعالا.
Tauhid syar’i adalah "Beribadah hanya kepada Allah beserta i‘tiqad dan tashdiq tentang keEsaan-Nya pada zat, sifat dan perbuatan".
التوحيد اللغويّ : العلم بأنّ الشيء واحدة
Tauhid lughawi adalah "Mengetahui sesuatu hanya satu".
فَأَرْشَـدَ الْخَلْقَ لِدِيْنِ الْحَقِ بِسَيْفِـهِ وَهَـدْيِهِ لِلْحَقِ
(مُحَمَّدٍ) الْعَاقِبْ لِرُسْلِ رَبْهِ وَآلِهِ وَصَحْبِـهِ وَحِزْبِـهِ
"Maka beliau (Nabi) menunjukkan agama Allah kepada makhluq dengan cara berjihad dan memberi petunjuk bagi kebenaran. Muhammad adalah penutup segala rasul. Rahmat dan sejahtra juga kepada keluarga,sahabat dan jamaahnya". Lafad آل mempunyai tiga makna menurut tempatnya masing-masing.
Dalam bab zakat mempunyai makna:
أقاربه المؤمنون من بنى هاشم وبنى المطلب
"Kerabat yang mukmin dari Bani Hasyim dan Bani Muthalib".
Dalam bab pujian mempunyai makna:
كل مؤمن تقيّ
"Setiap mukmin yang bertaqwa".
Dan dalam bab do‘a mempunyai makna:
Dan dalam bab do‘a mempunyai makna:
كل مؤمن ولو عاصيا
"Setiap mukmin walau ia orang yang mengerjakan maksiat".
Makna lafad آل yang terdapat dalam bait di atas yang lebih cocok adalah makna yang ketiga, karena kontek disini adalah do‘a. Adapun yang dimaksud dengan sahabat pada bait di atas adalah :
من اجتمع بنبينا محمد صلى الله عليه وسلم مؤمنا به بعد البعثة فى محلّ التعارف
"Orang-orang yang bertemu dan beriman terhadap Nabi Muhammad setelah kebangkitan di dunia".
وَبَعْدُ فَالْعِلْمُ بِأَصْلِ الدِّيْنِ مُحَتَّـمٌ يَحْتَـاجُ لِلتَّبْيِـيْنِ
لَكِنْ مِنَ التَّطْوِيْلِ كَلَّتِ الْهِمَمْ فَصَارَ فِيْهِ الإِخْتِصَارُ مُلْـتَزَمْ
"Sesudah itu, memahami asal agama (Tauhid) merupakan suatu kewajiban, yang sangat diperlukan penjelasannya, tetapi bila dijelaskan panjang lebar akan sulit untuk dipahami, maka jadilah ini suatu mukhta¡ar".
Yang dimaksudkan dengan mukhtasar pada bait tersebut adalah:
ما قل لفظه وكثر معناه
"Sesuatu yang sedikit uraiannya tetapi luas pengertiannya".
وَ هَذِهِ أَرْجُـوْزَةُ لَقَبْتُـه جَوْهَرَةَ الْتَّوْحِيْدِ قَدْ هَذََّبْتُهَا
"Bahar rajaz ini bernama "Jauharah Tauhid" yang benar-benar bersih dari i‘tiqad yang sesat".
Bahar Rajaz adalah nada yang terdiri dari مستفعل sebanyak enam kali.
وَاللهَ أَرْجُوْ فِي الْقَبُوْلِ نَافِعًا بِهَا مُرِيْدًا فِى الثََّوَابِ طَامِعًا
"Hanya kepada Allah aku berharap agar mukhta¡ar ini diterima, juga bermamfaat bagi yang berkehendak membaca, menghafal dan sebagainya".
القبول: إثابة على العمل الصحيح
Qabul adalah "Memberi pahala atas perbuatan yang benar".
KEWAJIBAN ATAS MUKALLAF
KEWAJIBAN ATAS MUKALLAF
فَكُلُّ مَنْ كُلِّفَ شَرْعًا وَجَبَ عَلَيْهِ أَنْ يَعْرِفَ مَا قَدْ وَجَبَ
ِللهِ وَالْجَـائِزَ وَالْمُمْـتَـنِعَـا وَمِثْلُ ذَا لِرُسْلِـهِ فَاسْتَمِعَـا
"Setiap mukallaf ( baligh ber’akal ) diwajibkan oleh syara‘ untuk mengetahi secara detil sifat Allah dan sifat rasul-Nya, yang wajib, mustahil dan jaiz bagi keduanya".
تكليف: إلزام ما فيه كلفة
Taklif adalah "Membebankan suatu perbuatan yang berat".
واجب عقلى: ما لا يتصور في العقلى عدمه
Wajib aqly adalah"Sesuatu yang tidak diterima oleh akal dengan ketiadaannya".
مستحيل عقلى: ما لا يتصور في العقلى وجوده
Mustahil aqly adalah" Sesuatu yang tidak diterima oleh akal dengan keberadaan".
جائز عقلى : ما يصح فى العقلى وجوده وعدمه
Jaiz aqly adalah"Sesuatu yang diterima oleh akal tentang ada dan tidaknya".
إِذْ كُلُّ مَنْ قَلَّدَ فِى التَّوْحِيْد إِيْمَانُهُ لَمْ يَخْلُ مِنْ تَرْدِيْـدِ
فَفِيْهِ بَعْضُ الْقَوْمِ يَحْكِى الْخُلْفَا وَبَعْضُهُمْ حَقَّقَ فِيْهِ الْكَشْفَ
فَقَالَ إِنْ يَجْزِمْ ِبقَوْلِ الْغَـيْر كَفَى وَإِلاَّ لَمْ يَزَلْ فِى الضَّيْرِ
"Karena orang yang taqlid buta tentang tauhid, imannya selalu dalam keragu-raguan. Para ulama berbeda pendapat mengenai masalah taqlid. Sebagian ulama berpendapat, bahwa masalah tersebut terdapat ikhtilâf (perbedaan pendapat), sebagian lain memastikan cukup dengan taqlid jika muqallid (pengikut) yakin terhadap muqallad (yang diikutkan), tetapi jika tidak, maka si muqallid senantiasa dalam kesesatan".
التقليد: الأخذ بقول الغير من غير أن يعرف دليله
Taqlid adalah ‘Berpedoman kepada orang lain tanpa mengetahui dalilnya".
مقلِّد: Pengikut
مقلَََََََّد: Yang diikuti
وَاجْزِمْ بِأَنََّ أَوَّلاً مِمَّا يَجِبْ مَعْرِفَةٌ وَفِيْهِ خُلْفٌ مُنْتَصِبْ
"Yakinkanlah bahwa hal yang wajib pertama kali bagi mukallaf adalah ma‘rifah Allah, dan pada masalah tersebut juga terdapat ikhtilâf ".
Wajib yang dimaksudkan di sini adalah wajib syar‘î.
واجب شرعى: ما يثاب على فعله ويعاقب على تركه
Wajid syar’i adalah "Sesuatu apabila dikerjakan mendapat pahala dan bila ditinggalkan
mendapat dosa".
فَانْظُرْ إِلَى نَفْسِكَ ثُمَّ انْتَقِل لِلْعَالَمِ الْعُلْوِىِّ ثُمَّ السُفْـلِىْ
تَجِدْ بِهِ صُنْعًا بَدِيْعِ الْحِكَمِ لَكِنْ بِهِ قَامَ دَلِيْلُ الْعَـدَمِ
وَكُلُّ مَا جَازَ عَلَيْهِ الْعَدَمُ عَلَيْهِ قَطْعًا يَسْتَحِيْلُ الْقِدَمُ
"Maka tujukanlah pikiranmu kepada zatmu, kemudian alam yang di atas ( planet-planet ), dan alam yang dibawah (bumi), pasti kamu mendapatkan bikinan-bikinan yang bagus dan kokoh, walaupun demikian pada bikinan-bikinan tersebut terdapat dalil ‘adam (wujud setelah diawali dengan tiada). Dan sesuatu yang bersifat adam pasti mustahil bersifat dengan qidam".
بديع: المخترع لا على مثال سابق
Makna badi’ dalam bait adalah "Sesuatu yang dijadikan tanpa contoh".
No comments:
Post a Comment
KIRIM PERTANYAAN